Pada hari kedua JFW 2010/2011 ini saya sengaja datang pada show Oscar Lawalata, a prodigy in Indonesian fashion world. Di fashion show bertema Weaving Culture ini Oscar berkolaborasi dengan Laura Miles, seorang desainer tekstil asal Inggris yang pernah bekerja sama dengan Calvin Klein, Chanel, Donna Karan, dan sebagainya. Mereka dipertemukan oleh British Council pada ajang International Young Creative Entrepreneur (IYCE) Fashion Award 2009.
Awalnya, Laura Miles yang merupakan desainer tekstil Proyek Weaving The Future yang dicita-citakan Oscar untuk membawa pengrajin tenun Tanah Air mencapai kesejahteraan hidup lebih baik berhasil membawanya sebagai pemenang pada ajang tersebut. Kemenangan Oscar menjadi jawaban sempurna bagi kecintaan Laura terhadap tekstil buatan tangan.
Kerjasama antara Oscar Lawalata dan Laura Miles terjadi saat mereka melakukan perjalanan selama sepuluh hari ke Garut, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dari sinilah mereka berdua menyerap begitu banyak hal yang menjadi alas pemikiran untuk menciptakan hal-hal yang dapat membantu para penenun untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Awalnya, Laura Miles yang merupakan desainer tekstil Proyek Weaving The Future yang dicita-citakan Oscar untuk membawa pengrajin tenun Tanah Air mencapai kesejahteraan hidup lebih baik berhasil membawanya sebagai pemenang pada ajang tersebut. Kemenangan Oscar menjadi jawaban sempurna bagi kecintaan Laura terhadap tekstil buatan tangan.
Kerjasama antara Oscar Lawalata dan Laura Miles terjadi saat mereka melakukan perjalanan selama sepuluh hari ke Garut, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dari sinilah mereka berdua menyerap begitu banyak hal yang menjadi alas pemikiran untuk menciptakan hal-hal yang dapat membantu para penenun untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Kain tenun Garut dan Nusa Tenggara Timur dieksplor oleh keduanya lewat beragam gaya, di antaranya one shoulder dress, maxi dress, rok, maupun atasan (blus) . Varian warna yang ada pun sangat memikat, seperti merah, hijau tosca, dan oranye.
IMHO, desain Oscar untuk Weaving Culture secara keseluruhan didominasi oleh simple cutting dengan potongan longgar yang dipercantik dengan detail lipit, drapery dan juga layering. Yang patut diacungi jempol adalah bagaimana Oscar membuat kain-kain tenun tradisional menjadi sangat modern dengan potongan yang simpel tadi. Corak yang kaya tentu akan terlihat berlebihan bila dipadukan dengan cutting yang rumit, standing applause for Oscar Lawalata!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Let me know what you think!